Bismillahirrahmanirrahim
Assalamumalaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Alhamdulillahirabbil 'alamin
Wabihi nasta’in
Waalaumuridunya wadin
Wa'ala alihi wasahbihi ajmain. Amaba'du
Pertama-tama marilah kita panjatkan puji dan
syukur atas kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang telah memberikan kita kesehatan untuk
selalu berkumpul di tempat yang In Sya Allah
diridhoi oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Aamiin.
Sholawat serta salam tetap tercurahkan kepada
jujungan nabi besar kita Muhammad Shallallahu`alaihi Wa Sallam yang telah
menunjukan kita dari jaman yang gelap gulita menuju jaman yang terang menerang
seperti saat ini.
Pada
kesempatan kali ini saya akan menyampaikan sebuah kisah nyata yang
mudah-mudahan dapat menginspirasi kita semua dalam kehidupan sehari-hari. Kisah
ini bertemakan yaitu jangan mengeluh. Mengapa saya menyari kisah tentang jangan
mengeluh karena sebagian besar dari para remaja termasuk saya sendiri masih
mengeluh atas tuntutan, pilihan maupun ujian yang Allah berikan kepada kita.
Alkisah, ada seorang bangsawan kaya raya
yang tinggal di sebuah daerah padang rumput yang luas. Suatu hari, karena
ternak yang dipunyainya semakin banyak, maka sang bangsawan memilih 2 orang
anak muda dari keluarga yang miskin untuk dipekerjakan. Pertama, anak muda yang
berbadan tinggi dan tegap dipekerjakan sebagai pengurus kuda. Sedangkan yang kedua
memiliki badan yang kurus dan lebih kecil dipekerjakan sebagai pengurus ternak
kambing.
Setelah beberapa saat, si badan tegap
dengan arogan berkata kepada si badan kecil,
"Hai sobat. Aku lebih besar badannya dari badanmu. Aku juga lebih
tua darimu. Mulai besok, kita bertukar tempat. Aku memilih untuk mengurus
kambing. Dan kamu menggantikan aku mengurus kuda. Awas kalau tidak mau! Dan
awas ya, jangan laporkan masalah ini ke tuan kita! Kalau kamu berani lapor atau
menolak, tahu sendiri akibatnya! Aku habisi badan kecilmu itu!"
Sore hari, dengan
muka murung dan langkah lesunya dia pulang ke rumah. Sesampai di rumah, ibu melihat
muka murung dan kegalauan anaknya, kemudian si ibu bertanya,
"Nak, ada apa?
Ada masalah apa? Coba ceritakan ke ibu".
Dengan kasih sayang dan kelembutan seorang ibu,
mereka berbincang saat makan malam.
Si anak pun menceritakan peristiwa yang telah terjadi. Dengan bersungut-sungut si anak melanjutkan,
Si anak pun menceritakan peristiwa yang telah terjadi. Dengan bersungut-sungut si anak melanjutkan,
"Sungguh
tidak adil kan, Bu. Dia mengancam dan memaksa aku untuk mengurus kuda-kuda
liar. Dia yang berbadan besar memilih mengurus kambing. Badanku kecil begini,
bagaimana aku bisa mengejar-ngejar kuda yang begitu besar. Aduuuh Bu... sungguh
jelek nasibku".
Sambil menunduk
lesu dia menghabiskan santap malamnya.
Si ibu dengan senyum bijak berkata,
Si ibu dengan senyum bijak berkata,
"Nak.
Semua masalah pasti ada hikmahnya. Syukuri, hadapi, dan terima dengan besar
hati. Tidak usah memusuhi dan membenci temanmu itu. Ibu percaya, semua
kesulitan yang akan kamu hadapi, jika kamu mampu belajar dan kerja keras, pasti
akan membuatmu menjadi kuat dan bermanfaat untuk masa depanmu".
Sejak saat itu, si
anak yang berbadan kurus itu dengan susah payah setiap hari bergelut dengan
pekerjaan mengurus kuda-kuda yang besar dan masih liar. Dia harus jatuh bangun
mengejar kuda-kuda tersebut, kadang terkena tendangan, bahkan pernah terinjak
hingga terluka parah. Dari hari ke hari keahlian dan kemampuannya menguasai
kuda-kuda pun semakin membaik. Tidak terasa, tubuhnya pun berkembang menjadi
tinggi, tegap dan perkasa.
Hingga suatu hari,
terjadi perang antar negara. Kerajaan membutuhkan prajurit pasukan berkuda. Dan
si pemuda pun terpilih sebagai pemimpin pasukan berkuda karena kepiawaiannya
mengendalikan kuda-kuda.
Di kemudian hari,
si pemuda berhasil memimpin dan memenangkan perang yang dipercayakan kepadanya
dan dikenal banyak orang karena kebesaran namanya. Dia adalah pemimpin bangsa
mongol yang tersohor, bernama: Genghis Khan.
Hal ini dijelaskan
di dalam Al-Qur’an (Q.S Al-Baqarah: 286) yang artinya “Allah tidak membebani
seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya…”
Dan juga di dalam
(Q.S Al-Baqarah: 216) yang artinya “…Tetapi boleh jadi kamu tidak menyenangi
sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal
itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui”.
Jadi dapat kita
simpulkan bahwasannya dalam putaran kehidupan sering kali kita dihadapkan pada
keadaan yang sepertinya membuat kita dirugikan, menderita, dan kita pun tidak
berdaya kecuali harus menerimanya. Kalau kita larut dalam kekecewaan, marah,
emosi, pasti kita sendiri yang akan bertambah menderita.
Lebih baik kita
anggap ketidaknyamanan sebagai latihan mental dan kesabaran. Mari berjiwa besar
dengan tetap melakukan aktivitas yang positif, sehingga sampai suatu nanti
pasti perubahan lebih baik, lebih luar biasa akan kita nikmati. Karena menjadi
baik itu baik.
Sekian..
Wassalammualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
thanks............. benar-benar inspiratif
BalasHapusTerimakasih...ijin menggunakan juga sebg kultum
BalasHapusIzin menggunakan sebagai kultum
BalasHapus